SERANG – Aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Banten Bersatu menggelar upacara sakral dan simbolik seni tikus di depan KP3B, Kota Serang, Minggu (17/8/2025).
@BemBantenBersatu membagikan video aksi berdurasi 56 detik di akun Instagram resminya.
Kritik Melalui Upacara dan Simbol Tikus
Dalam keterangannya, ia menyebut aksi tersebut sebagai refleksi sekaligus kritik terhadap kondisi bangsa yang masih terjerat praktik korupsi.
Baca Juga : DPRD Serang Sinergikan Program Daerah dengan Visi Nasional
Koordinator Umum BEM Banten Bersatu, Bagas Yulianto, menegaskan upacara itu bukan sekadar seremoni. Menurutnya, kegiatan tersebut menjadi pernyataan sikap moral mahasiswa terhadap pemerintahan yang masih menjalankan praktik korup secara sistemik.
Bagas menegaskan, mereka menggunakan simbol tikus untuk menggambarkan perilaku pejabat korup.
“Tikus menjadi simbol pejabat yang menggerogoti kepercayaan masyarakat. Mereka merusak sendi kehidupan berbangsa lewat korupsi, kolusi, dan nepotisme,” katanya.
Kritik Mahasiswa terhadap Korupsi
Selain itu, para aktivis mengenakan tulisan kritik sebagai simbol duka atas kuatnya cengkeraman korupsi. Menurut Bagas, kemerdekaan sejati bukan hanya bebas dari penjajahan fisik, melainkan juga dari penjajahan moral.
Baca Juga : Seleksi Terbuka Sekda Kabupaten Serang Rampung
“Kami berdiri di sini untuk mengingatkan bahwa rakyat tidak buta dan mahasiswa tidak diam,” tegasnya.
Seruan Moral untuk Bangsa
Dengan demikian, aksi BEM Banten Bersatu tidak hanya menjadi refleksi peringatan HUT RI, tetapi juga seruan moral. Di sisi lain, mahasiswa menegaskan komitmennya menjaga peran kritis sebagai pengawal demokrasi dan penegak keadilan.