1. Surplus Beras 2025: Indonesia Siap Menuju Ketahanan Pangan Non-Beras
Serang Update Beras Surplus Pemerintah mengonfirmasi produksi beras hingga pertengahan 2025 telah melampaui kebutuhan domestik, dengan target ~32 juta ton melampaui kebutuhan ~31 juta ton, menjadikan nasional beras surplus.
2. Jagung dan Telur: Komoditas Prioritas Menuju Swasembada
Produksi jagung (JPK) Januari–Mei 2025 mencapai 7,03 juta ton, naik hampir 1 juta ton tahun sebelumnya. Target akhir tahun adalah 16,68 juta ton dengan perluasan lahan 2,89 juta ha. Telur ayam diperkirakan surplus ~300 ribu ton (produksi 6,52 juta ton vs. kebutuhan 6,22 juta ton) Surplus ini didorong lewat program Makan Bergizi Gratis dan potensi ekspor.

Baca Juga: 100 Atlet Ikuti Pekan Paralimpik Kabupaten ke-5 Tingkat Kabupaten Tangerang
3. Gula dan Garam: Mendekati Mandiri Tanpa Impor
Pemerintah menetapkan target produksi gula naik dari 2,4 juta ton (2024) menjadi 2,6 juta ton (2025) agar bisa menutup kebutuhan konsumsi tanpa impor .
4. Strategi Pemerintah: Insentif, Infrastruktur, dan Birokrasi Sederhana
Langkah konkret meliputi:
-
Pupuk bersubsidi dengan distribusi lebih efisien lewat skema e‑RDKK
-
Rehabilitasi dan pengerjaan lanjutan irigasi melalui Inpres No. 2/2025.
-
Pendampingan teknis & modernisasi alsintan (Inpres No. 3/2025).
-
Model kemitraan closed-loop antara petani, koperasi, offtaker, dan BUMN.
5. Beras Surplus: Rantai Pasok Tertutup untuk Ketahanan Pangan
Model closed-loop menjamin penyerapan hasil panen lewat jalur terintegrasi Tujuannya meminimalkan pemborosan, memastikan harga stabil, dan mendukung ekonomi sirkular (pakan, pupuk, energi)
6. Lahan Sawah Dilindungi dan Diversifikasi Food Estate
Pemerintah menetapkan Lahan Sawah Dilindungi di 12–17 provinsi dan memberi insentif bagi daerah & pemilik lahan.
7. Peran Kuat Koperasi Merah Putih
Koperasi desa/kelurahan Merah Putih menjadi ujung tombak distribusi pangan hingga tingkat desa—menyederhanakan rantai, memangkas tengkulak, dan menjamin stok serta harga.
8. Beras Surplus Respon Publik dan Tantangan di Lapangan
Diskusi di Reddit mencerminkan berbagai sudut pandang:
“Swasembada karena impor dilarang bukan karena produksi cukup.”
“Penyebab utama… efisiensi dan lahan gurem (<1 Ha)… pertanian kita kalah efisien.” Beberapa warganet menyambut baik, namun ada pula skeptisisme terkait implementasi di lapangan.
Ringkasan & Perspektif
-
Beras: sudah surplus → alihkan fokus ke komoditas non-beras.
-
Strategi: insentif, infrastruktur, reformasi birokrasi, dan sistem closed-loop.
-
Tantangan: efisiensi skala lahan, birokrasi distribusi, dan penyusunan data nyata.